Gadis yang
kutemui siang tadi
Malam yang berhujan ini menentramkan
pikiranku dari belenggu rasa khawatir yang melandaku sejak siang tadi. Berawal
dari kebiasaanku untuk menikmati waktu luangku dengan membaca, menulis dan
menikmati alam bebas sendiri maka tanpa keraguan aku menikmati hari rabu ini
dengan membaca sebuah buku berjudul “saat semesta bicara” dan menuliskan banyak
hal ke Diary biruku dibawah pohon yang rindang di Lapangan renon, Denpasar ;
Mengingat hal ini adalah aktivitas yang kusukai, maka akupun menikmatinya
hingga berjam-jam lamanya, tak lama kemudian ada seorang remaja putri yang
kiranya sebaya denganku menghampiri dengan penuh percaya diri dan akupun
menyambutnya tanpa ada prasangka apapun. Ia nampak berbeda denganku, tentu
saja, aku mengenakan celana olahraga hitam sepanjang mata kaki dan jaket yang
membantuku merasa lebih hangat sedangkan gadis itu mengenakan celana super pendek
dan baju putih yang sangat tipis dan lebar dibagian leher hingga dadanya
terlihat karena bahkan panjang rambutnya
yg sedikit acak-acakan pun tak menutupi daerah tersebut.. Mungkin ia perlu
memanjangkan rambutnya sedikit lagi agar bila ia mengenakan baju yang demikian
maka rambutnya itu mampu menutupi hal2 yang memang seharusnya ditutupi. Aku tak
tau mungkin aku yang terlalu kuper dan culun sehingga tak tau mode jadi
demikianlah penilaianku. Well.. terlepas dari semua itu, aku mohon maaf bila
pandangan awalku tidak cukup baik.. namun tentu saja aku menyambutnya dengan
hangat untuk berteman dan kamipun bercerita tentang banyak hal. Ia menceritakan
tentang kehidupannya dan pandangannya tentang pria.. aku hanya manggut2 saja mengunyah
snack coklat kesukaanku sembari membuka lembar demi lembar buku bacaan
ditanganku dengan tetap berusaha memberi tanggapan terhadap apa yang ia
lontarkan. Ia bercerita bahwa ia sedang menunggu teman satu kosnya yang
meminjam motornya untuk ketemuan sama teman lelakinya karena temannya itu ingin
naik motor FU miliknya untuk pamer sama pacarnya, sampai disini kepala
belakangku sudah mulai sakit dimana biasanya ini terjadi ketika aku menangkap
energi negative, namun saat itu aku tetap melanjutkan mendengar ceritanya
sekali lagi tanpa berprasangka dan aku tak menghiraukan kepalaku yang sakit.
Baik lanjut lagi, dia bertanya tentang asal-usulku dan aku menjawab seadanya
namun ia merespon dengan sangat baik, ia berkata bahwa orang tuanya tinggal di
Sulawesi tengah juga dan katanya ia juga berasal dari SMK yang sama denganku.
Aku bertanya tentang beberapa teman popular di sekolahku yang salah satunya
adalah teman baikku dan dia bilang “ooh iya, itu mantanku”, #ups langsung
kaget, rasanya tidak mungkin tapi baiklah. Dia berkata bahwa berada dikelas
yang kebetulan memang ada nama kelas itu di sekolahku, sebut saja TKJ2. Akupun
bertanya dengan maksud untuk menghangatkan suasana, karena kebetulan dikelas
itu ada salah satu teman baikku yang 2tahun berturut-turut kami menjadi 1team
dalam English Debate Competition mewakili Kabupaten ke tingkat provinsi. Dan
jawabannya ia kenal, tentu saja aku tak curiga apapun tentangnya. Ia bertanya
padaku, “helmnya mana?” lalu akupun menjawab pertanyaan itu dengan datar :
“dimotor, males tantang tenteng ribet”. Kemudian ia bercerita tentang BBnya
yang hilang di Puputan dan sudah ditemukan orang namun tidak mau dikembalikan,
mengingat aku pernah mengalami hal yang sama maka akupun memberi tanggapan
bahwa sekarang jarang ada yang tulus membantu orang dan kemudian sedikit
bercerita tentang hpku yang hilang beberapa bulan yang lalu. Ia bertanya padaku
dimana kejadiannya? Aku jawab saja diparkiran Matahari, kemudian dia bertanya
dengan mencondongkan badan sehingga membuatku kaget. “kamu tau jalan ke
Matahari? Ramayana tau?” Iaa tau, emang kenapa kok kaget gitu? Demikian jawabku
dengan datar. Ia memintaku untuk mengantarnya kerumah Omnya yang katanya
disebelah barat Ramayana yang setauku itu adalah jalan Maluku, saat itu waktu
menunjukkan pukul setengah 3sore dan aku harus mengajar pada pukul 4sore.
Baiklah masih ada cukup waktu, tak salah bila aku membantu, demikian pikirku.
Lalu akupun membereskan segala barang bawaanku dan memasukkannya kedalam tas
ransel yang kubawa, kamipun berjalan beriringan menuju tempat parkir dan ia
bertanya lagi : “kok mukamu jerawatan?” Mulus yang tertunda, demikian jawabku
yang diiringi gelagak tawa kami berdua. Tak berhenti sampai disana, ketika ia
melihat seorang pria sendirian duduk dibawah pohon dan memegang helmnya yang
akupun tak tau apa merknya ia berkata : “temenku yang minjem motorku itu matre
lho, kalo udah aja diliat cowok sendirian kaya gitu pasti disamperin dan yang
dilihat pertama pasti helmnya, kalo helmnya bagus dideketin, tapi kalo helmnya
jelek meskipun orangnya ganteng pasti dicuekin”. Wow! Aku terkejut mendengar
pernyataan gadis sebayaku itu, dan aku baru tau ada wanita yang menilai pria
seperti itu.. Baiklah ini mungkin karena aku yang kuper sehingga tidak banyak
mengenal sudut pandang orang lain. Aku pura-pura tidak mendengar pernyataannya
sehingga ia tak menungguku member tanggapan dan melanjutkan pada pernyataannya
berikutnya yang mengatakan bahwa ketika dia masih pake helm x (merknya sama dg
helmku) tak ada seorang pria yang mau berkenalan dengannya, namun ketika ia telah
memakai helm y (lebih keren tentunya versi gadis itu) banyak pria yang
mendekatinya.. O wow ow aku menghela napas dan kepalaku semakin berat saja,
ingin sekali meninggalkannya disana namun aku terlanjut berjanji untuk
mengantarnya dan akupun memberi tanggapan atas ceritanya itu dengan penuh tanda
Tanya dan keraguan mengenai asal usul gadis itu. Aku berkata padanya bila
demikian penilaianmu maka demikianlah yang akan kamu dapatkan, seorang pernah
berkata bahwa pasanganmu adalah cerminan dari dirimu. Bila kau menilai pria
dari penutup kepalanya bukan isinya maka kamupun kemungkinan besar akan
mendapatkan pasangan sama persis dengan penilaianmu terhadapnya. Kalo kamu
ingin dapet pria baik-baik, maka kamupun harus menjadi wanita yang baik-baik,
atau setidakya berniat untuk menjadi lebih baik! Belum selesai aku berkata ia
memotong pembicaraanku dan bertanya apakah aku punya pacar, aku menjawab
singkat: “Punya! ia sopan dan tampan, dan aku menghormatinya” ia diam mendengar
jawabku dan kamipun tiba ditempat dimana aku menyandarkan motorku. Aku
diajaknya berputar berkali-kali melewati Ramayana itu, jalan pulau Maluku sudah
kugandrungi keseian kali hingga ketika aku berkata aku harus balik ke kos
segera untuk mandi dan mengajar sore ini baru ia menunjukkan sebuah rumah
didalam gang yang katanya milik Omnya, kupikir perjalanan ini telah berakhir
dan aku bisa kembali untuk sekedar berbaring mengurangi sakit kepalaku yang memborbadir
saraf belakang dan jantungku. Namun ternyata aku disuruhnya untuk masuk dan
meninggalkan motor serta tasku dipinggir jalan, tentu saja aku tidak mau karena
45menit lagi aku sudah harus dikelas. Ia memaksaku menunggunya, namun aku
mendesak untuk segera pulang atau ia kutinggal. Ia memilih untuk ikut denganku
dan minta diantar ke kosnya yang kebetulan bertetangga jalan, selama
diperjalanan ia bercerita banyak hal tentang usahanya masuk ke salah satu
sekolah kesehatan di Bali namun ditolak karena ia sudah tidak V lagi, ia telah
menghabiskan belasan juta katanya namun ia tidak diterima dan ia berkata akan
mencobanya lagi tahun ini. Ia sangat ingin sekolah disana, aku tak menanggapi
celotehnya karena kejaran waktu dan kepalaku yang semakin berat. Setibanya dijalan yang dikatakan sebagai
lokasi kosnya, aku bertanya disebelah mana, ia menjawab terus saja disebelah
kiri jalan. Hingga sampai dipenghujung jalan ia berkata bahwa kosnya terkunci,
kuncinya dijok motor yang dipinjam temannya dan ia memaksaku untuk mengikutkannya
ke kosku. Oke kupikir ini sudah cukuo mengganggu namun aku harus menyelesaikan
apa yang telah kumulai, jadi aku harus bertanggung jawab atas gadis itu,
demikian pikirku. Setibanya dikosku, aku meninggalkannya bersama
sahabat-sahabatku untuk mandi kemudian setelah usai aku buru-buru menuju tempat
les dimana aku mengajar. Kukatakn padanya bahwa aku tak mungkin membawanya
masuk dan ia setuju untuk kutinggalkan didepan, ia memintaku untuk meminjamkan
uang sebesar Rp.10.000,- padanya dan aku memberikannya dan berkata tak usah
dikembalikan. Aku meminta maaf padanya karena tak bisa membawanya masuk dan
berjanji akan mengantarnya pulang ke kosnya, saat itu aku tak memperhatikan isi
dompetku yang sepertinya memang ada yang aneh karena terburu-buru harus masuk
kelas dan meninggalkan gadis itu diluar. Tatkala jam istirahat, aku menengoknya
keluar dan ia tak ada.. Oke mungkin dia lapar dan menungguku diwarung, pikirku.
Kemudian aku kembali masuk dan menceritakan pertemuanku dengan gadis itu pada
teman-temanku, kemudian seorang teman berkata bahwa ia juga pernah berkenalan
dengan gadis itu ditempat yang sama denganku, cirri-ciri dan nama yang ia
sebutkan sama persis dengan gadis yang kubawa itu. Berpikir positif masih
menjadi peganganku saat itu, setelah usai mengajar aku mencari gadis itu untuk
kuantar pulang namun tak kutemukan hingga aku memilih untuk kembali pulang ke
kos. Sesampainya dikosku, sahabat yang bersamanya tadi menceritakan apa yang ia
lakukan tatkala kutinggal mandi. Ternyata ia akan mengakui darimana ia berasal
mengikuti orang yang ia ajak bicara, hemmm sepertinya dia punya gangguan
mental. Sahabatku berkata tadi ia mengambil sesuatu ditasku namun mereka tak
berani menegur, bergegas kuperiksa isi tasku, dan tak ada yang hilang, syukur,
kataku. Kemudian aku teringat oleh dompetku yang terlihat aneh sore tadi,
kuperiksa dan ternyata benar beberapa lembar telah tiada ; sembari mencoba
mengingat kupergunakan untuk apa saja, kuhitung kembali dan isinya tinggal 1
lembar 5ribuan dan 2lembar dolar satuan. Ya Tuhan.. ternyata ibu-ibu yang
meneriaku tentang dompet tatkala melintasi jalan Diponegoro itu.. Baiklah aku
memafkannya J Dan saat
itu juga aku berdoa untuknya agar Tuhan melancarkan rezekinya. Guna melepas
lelah, seperti biasa aku menyempatkan diri untuk membaca artikel ataupun berita
di Bali Post (Koran harian Bali) dan pada salah satu rubric menyajikan berita
mengenai seorang gadis remaja yang melarikan motor orang yang baru dikenalnya
dengan dalih minta diantar pulang. Hal ini sama persis dengan apa yang kualami,
beruntung ku tak turun dari motor ketika menungguinya dirumah Omnya. Beginilah
jaman sekarang ya.. Kebaikan dimanfaatkan! Semoga gadis itu baik-baik saja dan
akupun melantunkan doa-doa pujian dengan harapan doaku ini bisa menjadi makanan
bila ia memang lapar, semoga doaku ini bisa menjadi tempat perlindungan bila
yang ia butuhkan adalah tempat perlindungan, semoga doaku mala mini bisa
menjdai obat bila ia membutuhkan kesembuhan dan Semoga Doa tulusku ini bisa
menjadi cahaya penerangan untuk menuntunnya pulang.. pulang kerumah pencerahan.
Terimakasih Tuhan, terimakasih Ibu, terimakasih leluhurku, terimakasih pada
keluarga, sahabat, pacar, serta teman-teman dan semua yang berkenaan dihidupku.
Inilah perjalanan, pelajaran dan tentu saja warna kehidupan. Meskipun setelah
kejadian ini banyak sahabat yang melarangku untuk pergi sendiri, namun
sepertinya aku akan tetap bandel dan menikmati perjalananku kemanapun kumau
sendiri menemukan inspirasi. Semoga dengan ceritaku ini teman-teman pembaca
bisa lebih berhati-hati lagi, ini membuktikan bahwa ternyata saya belum peka
mengenali orang dengan baik, dan mungkin saja teman-teman juga. J
No comments:
Post a Comment